Penyakit Leptospirosis menjadi masalah kesehatan dibanyak negara tropis dan menyebabkan epidemi besar. Indonesia menduduki peringkat ketiga terbesar kasus Leptospirosis di dunia dan Jawa Tengah menduduki peringkat pertama kasus leptospirosis tertinggi Tahun 2022. Kabupaten Kebumen menempati peringkat tujuh tertinggi pada Tahun 2022 dan peringkat pertama pada Tahun 2017 serta ditetapkan menjadi kejadian luar biasa (KLB). Prevalensi kasus leptospirosis di kalangan petani seringkali lebih tinggi dibandingkan kelompok lain. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui ada tidaknya hubungan antara karakteristik demografi dan sosial ekonomi dengan perilaku pencegahan leptospirosis pada petani di Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian observasional analitik cross-sectional menggunakan instrumen non test berupa kuesioner. Sebanyak 93 petani menjadi sampel pada penelitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara karakteristik demografi (umur tingkat pendidikan) dan sosial ekonomi (ukuran keluarga pendapatan masa kerja durasi kerja kepemilikan lahan pekerjaan selain petani) dengan perilaku pencegahan penyakit leptospirosis. Hasil dari penelitian ini juga menyatakan perilaku pencegahan penyakit leptospirosis pada petani di Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen didominasi dengan kategori baik (75 3%). Sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat lebih meningkatkan perilaku pencegahan penyakit leptospirosis pada petani di Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen. http://repository.um.ac.id/273375/

Komentar